'Mesra' dengan Megawati, Mungkinkah Prabowo Lepas dari Bayang-bayang Jokowi?
Home > Detail

'Mesra' dengan Megawati, Mungkinkah Prabowo Lepas dari Bayang-bayang Jokowi?

Bimo Aria Fundrika | Muhammad Yasir

Rabu, 16 April 2025 | 13:03 WIB

Suara.com - Hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kian mencair. Setelah pertemuan di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada 7 April 2025, keduanya dikabarkan akan bertemu kembali. Pertanyaannya benarkah Prabowo mulai menjauh dari bayang-bayang Jokowi?

Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengonfirmasi kabar soal rencana pertemuan lanjutan. Namun, ia belum menyebutkan waktu pastinya.

"Akan ada silaturahmi dan pertemuan-pertemuan Prabowo dengan Megawati yang selanjutnya," ujar Puan di Kompleks Parlemen DPR RI, Senin (14/4/2025).

Pertemuan 7 April lalu berlangsung selama 1,5 jam. Lokasinya di kediaman Megawati. Tanpa kehadiran Jokowi. Tanpa sepengetahuannya pula.

Prabowo tak datang sendiri. Ia ditemani orang-orang terdekat Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

Presidem RI Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025). (Foto dok. Dasco)
Presidem RI Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025). (Foto dok. Dasco)

Pertemuan ini menarik karena beberapa kali sebelumnya sempat batal. Ketegangan antara Megawati dan Jokowi disebut-sebut jadi salah satu penyebab. Belum lagi bayang-bayang Jokowi yang masih menyelimuti langkah politik Prabowo.

Padahal, di Pilpres 2024, Jokowi yang notabene kader PDIP mendukung Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka. Sementara PDIP justru mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Kini situasi berubah.

Prabowo terlihat lebih hangat dengan Megawati, namun justru mulai menjaga jarak dari Jokowi. Pasca-Lebaran 2025, belum sekali pun keduanya bertemu.

Terakhir kali Prabowo dan Jokowi bersua dalam acara buka puasa bersama di Istana, 26 Maret 2025. Tapi saat Lebaran tiba, 31 Maret 2025, justru sang putra, Didit Prabowo, yang menyambangi Jokowi di Solo.

Apakah ini pertanda peta kekuasaan mulai bergeser? Atau sekadar manuver biasa? Waktu yang akan menjawab.

Sinyal Ganda

Dosen Ilmu Sosial dan Politik UGM, Dodi Ambardi, menilai Prabowo kini tampak lebih nyaman berkomunikasi dengan Megawati. Secara politik, itu masuk akal.

Megawati adalah pimpinan partai dengan fraksi terbesar di DPR, sementara Jokowi tidak memiliki partai.

“Prabowo terlihat lebih nyaman dengan Megawati,” ujar Dodi yang akrab disapa Kuskridho kepada Suara.com, Selasa (25/4/2025).

Meski demikian, Prabowo dinilai tidak akan secara terbuka menyatakan keberpihakannya. Sebagai presiden, Ketua Umum Partai Gerindra itu masih berupaya merangkul keduanya Megawati dan Jokowi.

Tujuannya jelas: menjaga stabilitas pemerintahan.

“Sebagaimana disampaikannya saat HUT Gerindra lalu, Prabowo tetap mengangkat Jokowi dan menepis isu renggangnya hubungan mereka,” tambah Kuskridho.

Sementara itu, Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, punya pandangan serupa. Menurutnya, sejak awal wajar jika Prabowo terlihat lebih dekat dengan Jokowi ketimbang dengan Megawati atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jokowi punya peran besar dalam kemenangan Prabowo di Pilpres 2024.

“Ini fakta politik yang tak bisa dibantah,” tegas Adi.

Namun, ia juga menilai menghangatnya hubungan Prabowo dengan Megawati pasca-Lebaran 2025 adalah sesuatu yang normal. Keduanya belum bertemu sejak Prabowo dilantik sebagai presiden. Maka, momen ini jadi penting secara politik.

“Secara politik, ini bagian dari menjaga keseimbangan,” jelasnya.

Langkah menjaga keseimbangan itu, menurut Adi, terlihat dari gerak orang-orang terdekat Prabowo. Termasuk saat Didit, putra sulung Prabowo, menemui Jokowi pada hari Lebaran.

“Untuk merawat suasana yang kondusif, Didit bertemu Jokowi. Apapun alasannya, Didit adalah semacam replika politik Prabowo,” ujar Adi.

Peta relasi elite makin dinamis. Dan Prabowo tampaknya sedang bermain di tengah.

Mungkinkah Prabowo Lepas dari Bayang-bayang Jokowi?

Kedekatan Prabowo dengan Megawati belakangan makin intens. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, ini bisa jadi langkah awal Prabowo melepaskan diri dari bayang-bayang Jokowi. Meskipun, Jokowi saat ini masih memiliki banyak loyalis di Kabinet Merah Putih.

Presiden Prabowo dan Mantan Presiden Jokowi Buka Bersama (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariatan Presiden)
Presiden Prabowo dan Mantan Presiden Jokowi Buka Bersama (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariatan Presiden)

“Secara hitungan politik, Prabowo lebih perlu Megawati dibanding Jokowi,” ujar Dedi kepada Suara.com.

Alasannya sederhana, banyak loyalis Jokowi yang dipercaya duduk di kabinet, justru cenderung lebih loyal kepada Jokowi ketimbang kepada Prabowo selaku presiden. Dalam situasi seperti ini, Dedi melihat peluang Prabowo untuk mulai membersihkan ‘orang-orang Jokowi’. Tentu, tidak dengan cara frontal.

Suara.com mencatat, sejumlah menteri kabinet kerap menemui Jokowi di Solo.

Salah satunya terjadi saat Prabowo tengah melakukan kunjungan luar negeri ke Timur Tengah dan Turki. Pada 11 April 2025, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menemui Jokowi di kediamannya.

Momen serupa terjadi saat Lebaran. Kali ini, lebih banyak nama muncul: Zulkifli Hasan (Menko Pangan), Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM), Wihaji (Menteri Kependudukan), Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), hingga Pratikno (Menko PMK).

“Itu membahayakan. Bisa mengganggu kedaulatan, wibawa, bahkan keamanan kekuasaan Prabowo sebagai presiden. Jangan sampai ada fraksi di lingkar elite tertinggi,” tegas Dedi.

Meski demikian, menghangatnya hubungan Prabowo dan Megawati tak serta merta berarti PDIP akan bergabung ke dalam pemerintahan. Menurut Dedi, kecil kemungkinan Megawati akan mengingkari komitmennya untuk tetap di luar kekuasaan.

“Sejak 2004, Megawati cukup konsisten. Kalau menolak, ya menolak,” katanya.

Namun, berada di luar pemerintahan bukan berarti menutup pintu kerja sama. PDIP dinilai tetap akan menjadi mitra strategis bagi Prabowo, terutama di parlemen.

“Dengan posisi PDIP sebagai kekuatan besar di DPR, bisa dilihat bahwa relasi Megawati dan Prabowo sebenarnya baik-baik saja. Ini hanya urusan sikap politik,” tandas Dedi.


Terkait

Istri Mendes Yandri Susanto Menang Quick Count Indikator 76,9 Persen
Sabtu, 19 April 2025 | 20:27 WIB

Istri Mendes Yandri Susanto Menang Quick Count Indikator 76,9 Persen

Istri Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Ratu Zakiyah menang berdasarkan hasil hitung cepat atau Quick Count Indikator Politik Indonesia.

Asisten Patrick Kluivert Singgung Presiden Prabowo, Ada Apa?
Sabtu, 19 April 2025 | 18:58 WIB

Asisten Patrick Kluivert Singgung Presiden Prabowo, Ada Apa?

Salah satu asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia buka suara soal Presiden Prabowo Subianto. lho ada apa?

Bawaslu RI Periksa 12 Orang Terkait Dugaan Politik Uang di PSU Pilkada Serang
Sabtu, 19 April 2025 | 17:36 WIB

Bawaslu RI Periksa 12 Orang Terkait Dugaan Politik Uang di PSU Pilkada Serang

Bawaslu RI menyebut ada 12 orang pelaku politik uang pada Pemungutan Suara Ulang atau PSU Pilkada Kabupaten Serang.

Terbaru
Wajah Muda, Umur Tua: Awas Trik Licik Piala Dunia U-17
polemik

Wajah Muda, Umur Tua: Awas Trik Licik Piala Dunia U-17

Sabtu, 19 April 2025 | 11:08 WIB

Pentas perhelatan Piala Dunia U-17 2025 akan dihelat Qatar. Meski hanya kompetisi untuk pemain kelompok umur, trik jahat pencurian umur mengintai.

Review Pengepungan di Bukit Duri, Lebih Ngeri dari Semua Film Joko Anwar nonfiksi

Review Pengepungan di Bukit Duri, Lebih Ngeri dari Semua Film Joko Anwar

Sabtu, 19 April 2025 | 07:35 WIB

Konsep alternate history dalam "Pengepungan di Bukit Duri" membuat ceritanya terasa akrab, meski latarnya fiksi.

Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto polemik

Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto

Kamis, 17 April 2025 | 20:53 WIB

Rentetan tentara masuk kampus (UIN, Unud, Unsoed) saat diskusi, dinilai intervensi & ancaman kebebasan akademik, mirip Orde Baru. Kritik RUU TNI menguatkan kekhawatiran militerisasi.

Predator di Balik Ruang Pemeriksaan: Mengapa Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Fasilitas Kesehatan? polemik

Predator di Balik Ruang Pemeriksaan: Mengapa Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Fasilitas Kesehatan?

Kamis, 17 April 2025 | 15:04 WIB

Posisi dan keahlian medis digunakan untuk melancarkan kejahatan seksual.

Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran polemik

Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran

Kamis, 17 April 2025 | 12:08 WIB

Ayah, paman, dan kakek di Garut ditangkap atas pemerkosaan anak 5 tahun. Menteri PPPA dan KPAI mengutuk keras, kawal kasus, dan minta hukuman diperberat serta restitusi.

Ketika Isu Ijazah Palsu Jokowi Makin Menggema polemik

Ketika Isu Ijazah Palsu Jokowi Makin Menggema

Rabu, 16 April 2025 | 21:18 WIB

"Kontroversial Jokowi ini kan terlihat karena selama memimpin sebagai presiden sering dinilai banyak berbohong," kata Jamiluddin.

Kasus Suap Hakim: Budaya Jual Beli Perkara Mengakar di Peradilan polemik

Kasus Suap Hakim: Budaya Jual Beli Perkara Mengakar di Peradilan

Rabu, 16 April 2025 | 08:41 WIB

Kasus suap empat hakim ini bukan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, tetapi corruption by greed atau keserakahan.