Suara.com - Tren investasi logam mulia emas di Indonesia terus meningkat. Depresiasi rupiah hingga ketidakpastian ekonomi ditengarai menjadi pemicu. Di tengah fenomena tersebut harga emas diprediksi akan terus mencatat rekor tertinggi hingga akhir 2025.
PASCA lebaran Idulfitri 2025 pembeli emas di butik logam mulia emas Antam mendadak ramai. Di Setiabudi One, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 11 April 2025, antrean bahkan mengular hingga keluar area. Bahkan di antara mereka ada yang datang sejak subuh.
Kondisi serupa terjadi di butik logam mulia emas Antam di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Salah satu pembeli bernama Bambang mengaku datang sejak pukul 04.30 WIB. Padahal butik baru dibuka pukul 08.30 WIB.
“Saya datang dari pukul 04.30 WIB, dapat nomor antrean 15,” ungkapnya.
Bambang sengaja datang lebih awal bukan tanpa alasan. Sudah dua kali pria berusia 57 tahun itu tidak mendapat nomor antrean. Sebab, butik logam mulia emas Antam di Jalan TB Simatupang membatasi jumlah pembeli hanya 50 orang dalam sehari di tengah tingginya peminat.
"Kemarin datang pukul 06.00 WIB nggak dapet, sebelumnya siang juga nggak dapat. Ini yang ketiga kali baru dapet," ujarnya.
Pemicu Warga Berinvestasi ke Emas
Pada 2023, Isa Anshori (44) terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK. Karyawan swasta di Jakarta itu memutuskan menggunakan sebagian besar uang pesangon yang diterima untuk membeli logam mulia emas Antam.
“Saya beli 26 gram. Waktu itu harganya masih satu jutaan kalau tidak salah,” ujar Isa kepada Suara.com, Senin (14/4/2025).
Isa bersyukur apa yang diputuskannya bersama istri dua tahun lalu tepat. Sebab harga beli emas Antam per 14 April 2025 telah menyentuh angka Rp1.896.000/gram. Sedangkan harga jual kembali atau buyback Rp1.746.000/gram.
“Saya sama istri berpikir itu akan jadi tabungan yang bisa dijual atau digadai ketika nanti anak saya mau kuliah,” jelas Isa.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Isa memilih menabung atau berinvestasi logam mulia emas Antam. Salah satunya karena investasi emas menurutnya lebih aman ketimbang yang lain.
“Kalau saya nabung uang mungkin akan kepakai. Saya juga dapat saran dari teman. Istilahnya dia bilang itu meskipun emas meleleh, dia tetap emas. Jadi dia nggak akan berkurang,” tuturnya.
Sementara ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Drajad Wibowo mengungkap beberapa faktor pemicu masyarakat beralih investasi ke emas. Selain karena depresiasi atau melemahnya nilai tukar rupiah, hal itu juga dipicu kondisi ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Di tengah kondisi tersebut akhirnya, kata Drajad, banyak masyarakat memilih mengalihkan tabungannya ke investasi logam mulia emas. Karena dianggap lebih aman dan prospektif.
“Jadi wajar jika emas menjadi pilihan. Karena relatif aman dan likuid,” jelas Drajad kepada Suara.com, Senin (14/4).
Walaupun lebih aman, investasi emas sebenarnya bukan tanpa risiko. Sebab harga emas yang fluktuatif juga bisa turun dalam rentang waktu tertentu.
Drajad mengingatkan masyarakat yang ingin berinvestasi emas tetap harus mengelola risiko tersebut dengan cerdas.
“Kemudian kalau ingin dapat gain yang lumayan dari emas, itu harus main panjang. Itu bisa dilihat dari data historis emas. Naiknya pelan-pelan,” bebernya.
Dibanding emas, Drajad menyebut investasi tanah sebenarnya punya potensi gain atau keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika tanah tersebut berada di lokasi yang strategis.
“Masalahnya memang tanah tidak selikuid logam mulia,” jelasnya.
Harga Emas Bakal Terus Melonjak
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi harga emas akan terus meroket. Dia memperkirakan pada akhir tahun 2025 harga emas Antam bisa tembus mencapai Rp2,3 sampai 2,5 juta per gram.
“Apalagi kalau ekonomi benar-benar ada resesi global, harga emas akan melejit dan susah balik lagi ke harga sebelum 2025,” ujar Bhima kepada Suara.com.
Selain ancaman resesi dan kondisi ketidakpastian ekonomi global, potensi terus meroketnya harga emas tersebut menurut Bhima juga dipicu tren permintaan yang meningkat.
“Jadi tren harganya akan tetap mencatat rekor baru terus sampai akhir tahun 2025,” jelasnya.
Bhima juga menyarankan masyarakat yang ingin berinvestasi logam mulia emas dalam jumlah besar harus mempertimbangkan beberapa risiko. Salah satunya risiko keamanan jika disimpan di rumah.
Sebenarnya, kata Bhima, masyarakat juga bisa memanfaatkan fasilitas penyimpanan safety deposit box seperti Berencana Aman Kelola Emas atau BRANKAS Logam Mulia. Namun ada biaya yang harus dikeluarkan.
“Jadi saya pikir harus dilihat juga kemampuan dalam melakukan penyimpanan emasnya,” ujar Bhima.
Di sisi lain, Bhima juga merekomendasikan masyarakat yang ingin beralih investasi ke emas agar membeli nominal gram yang lebih kecil. Tujuannya agar jika suatu ketika dibutuhkan untuk dana darurat atau kebutuhan mendesak dapat bisa segera dicairkan.
“Misalnya itu di bawah 25 gram,” tandasnya.
Setelah diumumkan tahun lalu, investasi Microsoft ke Indonesia senilai Rp 27 triliun akhirnya resmi dimulai.
Emas batangan adalah aset yang sangat berharga. Jadi bagaimana cara terbaik untuk menyimpan emas batangan di rumah? Simak ulasannya berikut ini.
Berikut daftar harga tiga produk emas, Jumat (18/4/2025):
Lukman Leong sarankan alokasi 30% portofolio ke aset safe haven (emas, Yen, Franc Swiss) karena ketegangan ekonomi-geopolitik.
Rentetan tentara masuk kampus (UIN, Unud, Unsoed) saat diskusi, dinilai intervensi & ancaman kebebasan akademik, mirip Orde Baru. Kritik RUU TNI menguatkan kekhawatiran militerisasi.
Posisi dan keahlian medis digunakan untuk melancarkan kejahatan seksual.
Ayah, paman, dan kakek di Garut ditangkap atas pemerkosaan anak 5 tahun. Menteri PPPA dan KPAI mengutuk keras, kawal kasus, dan minta hukuman diperberat serta restitusi.
"Kontroversial Jokowi ini kan terlihat karena selama memimpin sebagai presiden sering dinilai banyak berbohong," kata Jamiluddin.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengonfirmasi kabar soal rencana pertemuan lanjutan.
Kasus suap empat hakim ini bukan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, tetapi corruption by greed atau keserakahan.
"Setelah diberikan kelonggaran, maka tidak boleh ada lagi toleransi bagi pelanggaran serupa di masa depan, ujar Nur.