Senin, 01 Jan 2024
Cerita-cerita Miring di Balik Pemecatan Shin Tae-yong
Home > Detail

Cerita-cerita Miring di Balik Pemecatan Shin Tae-yong

Galih Prasetyo | Irwan Febri

Selasa, 07 Januari 2025 | 08:00 WIB

Suara.com - Ketika euforia ingin ikut Piala Dunia 2026 tengah merayap di antara barisan suporter Timnas Indonesia, keputusan mendadak PSSI memecahnya. Bak petir di siang bolong, Shin Tae-yong yang piawai mengendalikan skuat Garuda di babak kualifikasi, dipaksa turun dari kemudi.

Konferensi pers yang diadakan pada hari Senin (6/1/2025) yang mendung, mengejutkan publik dengan pengumuman resmi: Shin Tae-yong tidak lagi menjadi pelatih Timnas Indonesia.

Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, di gedung megah Danareksa, Jakarta, dengan nada yang penuh pertimbangan, menyampaikan berakhirnya kolaborasi yang telah banyak mengukir prestasi.

Dinamika dalam internal tim disebut menjadi penyebab, sehingga PSSI memutuskan membawa 'pemimpin baru' untuk mendampingi Timnas Indonesia mewujudkan mimpi lolos ke Piala Dunia 2026.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat menyampaikan keterangan resmi dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat menyampaikan keterangan resmi dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Tentu kita mengucapkan terima kasih kepada kinerja coach STY selama ini, hubungan saya sangat baik, dan kita lakukan yang terbaik untuk program-program yang dikehendaki," ujar Erick Thohir.

"Tetapi tentu dinamika dari timnas ini, perlu menjadi perhatian khusus, dan kami evaluasi. Kita melihat perlu ada pemimpin yang bisa lebih menerapkan strategi dan tentu disepakati para pemain. Komunikasi yang baik dan implementasi yang lebih baik," imbuhnya.

Kondisi ruang ganti memanas

Keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong dinilai mengejutkan, meski Erick Thohir mengatakan langkah federasi sudah dipikirkan masak-masak.

"Kalau saja waktu itu kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa, mungkin kurang baik juga," kata Erick Thohir.

Berdasarkan informasi yang terhimpun oleh Suara.com, kondisi ruang ganti Timnas Indonesia memang sempat memanas ketika melakoni ronde ketiga kualifikasi PD 2026 zona Asia beberapa waktu lalu.

Semua dipicu oleh keputusan STY yang membangkucadangkan Thom Haye dan Sandy Walsh saat Timnas Indonesia dikalahkan China pada 15 Oktober 2024.

Selain itu, coach Shin juga mencopot ban kapten dari Jay Idzes dan diberikan kepada Asnawi Mangkualam. Pencopotan ini diduga ada hubungannya dengan kondisi ruang ganti seusai hasil imbang melawan Bahrain pada 10 Oktober.

Publik saat itu terfokus pada kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf yang sanngat buruk. Tapi di balik itu justru ada kabar pemain Timnas Indonesia mendesak Shin Tae-yong untuk merombak taktik.

Namun, permintaan itu bertepuk sebelah tangan. STY menolak permintaan pemain. Saat imbang melawan Bahrain, sang pelatih melakukan banyak perubahan pemain utama yang diturunkan dalam laga.

STY saat itu menurunkan Malik Risaldi, Mees Hilgers dan Jordi Amat sebagai starting eleven. Padahal Risaldi berstatus debutan, sedangkan Amat comeback setelah cedera.

Ego dan bahasa disoal

Pemecatan Shin Tae-yong juga disebut-sebut didorong oleh sejumlah faktor lain, salah satunya soal ego pelatih asal Korsel itu.

Mengenai kendala bahasa beberapa waktu lalu juga sempat jadi sorotan. Komunikasi Shin Tae-yong kepada pemain dengan menggunakan penerjemah dinilai jadi salah satu hambatan di timnas.

Apalagi kemudian Shin Tae-yong dikabarkan sudah diminta pihak federasi untuk belajar bahasa Inggris namun tak kunjung dilakukan.

Lantas mengapa PSSI tidak memecat Shin Tae-yong saat Timnas Indonesia dikalahkan China ataupun Jepang? Seperti pernyataan Erick Thohir kemarin siang: PSSI tidak mau gegabah saat itu.

Apalagi saat Timnas Indonesia digebuk Jepang, suara suporter masih mendukung penuh Shin Tae-yong dan memaklumi kekalahan tersebut.

"Tetapi sudah dirasakan sebelum pertandingan lawan China. Cuma waktunya terlalu mepet waktu itu, ya yang terbaik ya hari ini, karena kita masih punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan (lanjutan kualifikasi)," ucap Erick Thohir.

'Koneksi Belanda'

Selain itu, pemecatan Shin Tae-yong juga tak bisa dilepaskan dari rumor kerja sama PSSI dengan federasi sepak bola Belanda KNVB. Apa hubungannya?

September 2024, jauh sebelum kejadian di Bahrain dan kekalahan Timnas Indonesia dari China serta Jepang, PSSI resmi menjalin kerja sama dengan KNVB.

"Ini kelanjutan dari pertemuan pada bulan Mei lalu, yakni PSSI dan KNVB sepakat untuk mengembangkan hubungan yang lebih kuat antara asosiasi masing-masing untuk keuntungan bersama," kata Erick Thohir saat itu.

Adanya kerja sama PSSI - KNVB itu disebut-sebut sebagai sinyalemen pergantian pelatih. Patrick Kluivert yang disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti STY adalah mantan asisten Louis van Gaal di tim Orange.

"Saya senang karena KNVB siap membantu dan memberikan apa yang kami butuhkan," ujar Erick.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan tiga perwakilan dari KNVB dalam penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara sepak bola Indonesia dan Belanda di Jakarta, Rabu (25/9/2024). (Tangkapan layar official website PSSI/PSSI.org)
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan tiga perwakilan dari KNVB dalam penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara sepak bola Indonesia dan Belanda di Jakarta, Rabu (25/9/2024). (Tangkapan layar official website PSSI/PSSI.org)

Perjudian PSSI: lolos atau jeblos

Keputusan berani PSSI tidak terlepas dari hasrat mewujudkan mimpi bagi Timnas Indonesia untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026.

Untuk kali pertama dalam sejarah, di bawah kendali Shin Tae-yong, Timnas Indonesia berhasil melaju ke round 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan masuk di Grup C.

Berada di grup neraka bersama Australia, Jepang, Arab Saudi, Bahrain, dan China, tidak membuat Timnas Indonesia gemetar. Skuat Garuda nyatanya mampu bersaing.

Bersama STY, Timnas Indonesia kini berada di posisi ketiga dengan poin enam, sama dengan Arab Saudi, Bahrain, dan China yang berada di bawah. Sementara Jepang berada di puncak dengan 16 poin, diikuti Australia dengan poin tujuh.

Lika Liku Perjalanan Shin Tae-yong [Suara.com]
Lika Liku Perjalanan Shin Tae-yong [Suara.com]

Namun, pencapaian itu belum cukup dan tidak sesuai dengan perhitungan PSSI, sehingga Erick Thohir merasa perlu mengambil risiko.

"Saya rasa merupakan hal yang biasa untuk posisi Kualifikasi Piala Dunia ini juga banyak negara-negara mengganti posisi pelatihnya. Tinggal dihitung risikonya," ucap Erick Thohir.

Pergantian ini akan menjadi perjudian bagi PSSI. Bisa saja benar Timnas Indonesia akan semakin membaik bersama pelatih baru, tetapi ada juga potensi untuk memburuk.

Pelatih Baru Memegang Kunci

Pelatih baru Timnas Indonesia akan memegang kunci nasib ke depannya. Jika memiliki kualitas, berprestasi, dan pengalaman yang mumpuni, tentu saja asa akan tetap terbuka.

Apalagi jika pelatih baru Timnas Indonesia memiliki pengalaman menangani tim nasional dan tampil di Piala Dunia. Ia akan mampu menularkan aura dan mental bertarung di panggung dunia.

Sayangnya, isu mencuat bahwa pelatih baru adalah mantan striker Timnas Belanda, Patrick Kluivert. Bukan bermaksud mengecilkan, pelatih 48 tahun itu masih minim pengalaman.

Patrick Kluivert eks striker Barcelona dirumorkan jadi pengganti Shin Tae-yong [Instagram Patrick Kluivert]
Patrick Kluivert eks striker Barcelona dirumorkan jadi pengganti Shin Tae-yong [Instagram Patrick Kluivert]

Sedikit tim yang pernah ditangani sebagai pelatih kepala, yakni pelatih Curacao, Akademi Barcelona, Twente U-21, Ajax Amsterdam U-19, dan klub Turki Adana Demirspor.

Selebihnya, Patrick Kluivert menjadi asisten pelatih di Timnas Belanda dan Kamerun. Belum ada pencapaian spesial sebagai seorang pelatih.

Erwan Hendarwanto selaku asisten pelatih di PSIM Yogyakarta pun merasa pergantian pelatih ini sangat riskan. Namun, ia berharap keputusan PSSI benar-benar bisa berdampak positif untuk kepentingan Timnas Indonesia.

"Saya pikir riskan dan berbahaya karena waktunya mepet. Perjudian ya mengganti Shin Tae-yong. Patrick Kluivert memang memiliki profil besar sebagai pelatih, tapi belum bisa dianggap sukses di kepelatihan," kata Erwan Hendarwanto kepada Suara.com, Senin (6/1/2025).

"Pelatih baru nantinya akan memegang kunci ke depannya, sosok yang sangat penting untuk bisa memenuhi target lolos ke Piala Dunia. Kita sebagai insan sepak bola menghormati PSSI. Berharap apa yang diinginkan PSSI bisa tercapai," imbuhnya.

Oleh karena itu, perlu pertimbangan matang dari PSSI mengenai sosok pelatih baru karena dia lah yang benar-benar akan memang kunci apakah Timnas Indonesia akan melangkah lebih jauh atau semakin rapuh.

Terbaru
Terpinggirkan dan Terabaikan: Nestapa Anak Disabilitas di Tengah Gegap Gempita Program Makan Bergizi Gratis
polemik

Terpinggirkan dan Terabaikan: Nestapa Anak Disabilitas di Tengah Gegap Gempita Program Makan Bergizi Gratis

Rabu, 08 Januari 2025 | 08:00 WIB

Di TK Al-Azhar, sekitar 20 dari 200 siswa penerima program MBG tidak mendapatkan paket tersebut.

Tak Ada Makan Siang yang Benar-benar Gratis polemik

Tak Ada Makan Siang yang Benar-benar Gratis

Selasa, 07 Januari 2025 | 18:51 WIB

Memotong anggaran fungsi pendidikan demi program ambisius MBG hanya akan merugikan masyarakat.

Dari Ayam Keras Hingga Susu Hilang, Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Belum Siap? polemik

Dari Ayam Keras Hingga Susu Hilang, Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Belum Siap?

Selasa, 07 Januari 2025 | 17:19 WIB

Meniru secara mentah-mentah program serupa dari negara lain tanpa mempertimbangkan konteks lokal dapat menjadi jebakan.

Kenapa Patrick Kluivert? polemik

Kenapa Patrick Kluivert?

Selasa, 07 Januari 2025 | 12:00 WIB

PSSI bungkam soal siapa sosok pengganti Shin Tae-yong, tetapi rumor menyebut Patrick Kluivert sebagai kandidat utama.

PDIP Cari Sekjen Baru: Misi Rekonsiliasi atau Oposisi Total? polemik

PDIP Cari Sekjen Baru: Misi Rekonsiliasi atau Oposisi Total?

Senin, 06 Januari 2025 | 19:58 WIB

Politikus PDIP Aria Bima memastikan bahwa partainya tidak akan serampangan menyaring nama pengganti Hasto.

Tirai Baru Demokrasi: Ambang Batas Lenyap, Mahar Politik Merajalela polemik

Tirai Baru Demokrasi: Ambang Batas Lenyap, Mahar Politik Merajalela

Senin, 06 Januari 2025 | 14:56 WIB

Kita belajar dari pengalaman pemerintahan 10 tahun Jokowi, kan penegakan hukum enggak berjalan dengan baik. Itu saja problemnya, jelas Herlambang.

Kocok Ulang Peta Politik Usai PT 20 Persen Dihapus: Bagaimana Peluang Gibran hingga Anies Baswedan di Pilpres 2029? polemik

Kocok Ulang Peta Politik Usai PT 20 Persen Dihapus: Bagaimana Peluang Gibran hingga Anies Baswedan di Pilpres 2029?

Senin, 06 Januari 2025 | 12:00 WIB

Dengan penghapusan syarat tersebut, setiap partai politik peserta pemilu memiliki peluang yang sama untuk mencalonkan presiden.