Kekeliruan Prabowo yang Bakal Mengampuni Koruptor Jika Mengembalikan Uang Negara
Home > Detail

Kekeliruan Prabowo yang Bakal Mengampuni Koruptor Jika Mengembalikan Uang Negara

Wakos Reza Gautama | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Kamis, 19 Desember 2024 | 18:02 WIB

Suara.com - Suara.com – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan memberi maaf kepada koruptor asal mengembalikan kerugian negara keliru karena tidak sejalan dengan undang-undang (UU).

Pidato Prabowo di hadapan para mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, pada Rabu (18/12/2024) lalu menjadi sorotan.

Prabowo menyatakan bakal memberikan maaf kepada koruptor asal mereka mengembalikan uang negara yang telah dicuri.

"Hai para koruptor atau yang merasa pernah mencuri dari rakyat, kalau kau kembalikan yang kau curi ya mungkin kita maafkan, tapi kembalikan dong," kata Prabowo dikutip Suara.com dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/12/2024).

Kata Prabowo, para koruptor dapat mengembalikan uang rakyat yang dicuri dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan.

"Nanti kita beri kesempatan cara mengembalikannya bisa diam-diam supaya nggak ketahuan, mengembalikan lho ya, tapi kembalikan," ujarnya.

Pernyataan Keliru

Peneliti Indoenesia Corupption Watch (ICW) Diky Anandya menegaskan pernyataan Prabowo tersebut sangat keliru. Sebab, merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi dijelaskan pengembalian uang negara, tidak menghapuskan tindak pidana korupsi yang sudah dilakukan.

"Artinya, kalaupun pemerintah serius dalam konteks untuk memerangi tindak pidana korupsi yang utama harus dilakukan adalah pemberian hukuman yang menimbulkan efek jera," kata Diky kepada Suara.com.

Efek jera ini menjadi penting, sebab kata Diky, kebanyakan tindak pidana korupsi terjadi karena dilatarbelakangi motif ekonomi.

Pernyataan Diky ini sejaran dengan teori GONE yang dikenalkan Jack Bologna pada 1993. GONE merupakan singkatan dari Greedy (Keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (Kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).

Mengutip dari artikel berjudul "Kenapa Masih Banyak yang Korupsi? Ini Penyebabnya!" yang dimuat di laman Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, teori GONE menjelaskan bahwa seseorang yang melakukan korupsi didasari sifat serakah dan tidak pernah puas. Keserakahan ini kemudian didukung oleh kesempatan, sehingga terjadilah perbuatan korupsi.

"Setelah serakah dan adanya kesempatan, seseorang berisiko melakukan korupsi jika ada gaya hidup yang berlebihan serta pengungkapan atau penindakan atas pelaku yang tidak mampu menimbulkan efek jera," bunyi artikel tersebut.

Kasus korupsi yang dilatarbelakangi ekonomi untuk dapat hidup dalam kemewahan dapat dilihat dari koruptor fenomenal Gayus Tambunan, seorang pegawai pajak Kementerian Keuangan yang mencuat pada 2010 silam. Perkara korupsinya terungkap karena nilai uang di rekeningnya yang mencapai Rp 28 miliar. Padahal pangkatnya pada saat itu golongan IIIA dengan gaji 12,1 juta setiap bulan.

Mafia pajak Gayus Tambunan. (dok ist)
Mafia pajak Gayus Tambunan. (dok ist)

Dari rekening gendutnya tersebut, terungkap kejahatan Gayus di antaranya menangani permasalahan pajak PT Surya Alam Tunggal, menyuap hakim, menyuap penjaga lapas hingga bisa bepergian ke Bali untuk menonton pertandingan tenis. Dari semua perkara yang menjeratnya, total hukuman penjara yang dijalani Gayus Tambunan selama 29 tahun.

Banyak Koruptor Tidak Mengakui Perbuatannya

Koordinator Masyarakat Antikorupsi (MAKI) Boyamin Saiman menyatakan tidak dalam posisi mendukung, atau menentang pernyataan Prabowo.

Persoalannya, ujar Boyamin, banyak koruptor tidak mengakui perbuatannya walau alat bukti di persidangan sudah jelas dan sangat kuat.

"Nah bagaimana caranya koruptor ini seakan-akan diambil hatinya supaya mengembalikan uang yang dicurinya. Mereka tidak merasa bersalah kok," kata Boyamin kepada Suara.com.

Koruptor yang tidak mengakui perbuatannya jamak ditemui dalam persidangan. Sebut saja kasus fenomenal mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL. Kasus ini menyita perhatian publik, karena kejahatannya, tidak hanya menyeret SYL melainkan istri, anak, cucu, hingga kakaknya.

Terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYl) pasrah usai divonis 10 tahun penjara kasus korupsi di Kementan. (Suara.com/Dea)
Terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYl) pasrah usai divonis 10 tahun penjara kasus korupsi di Kementan. (Suara.com/Dea)

Modus yang mereka lakukan dengan memanfaatkan kekuasaan SYL untuk mendapatkan fasilitas dari dana Kementerian Pertanian. Total uang korupsi yang dinikmati SYL beserta keluarga mencapai Rp14,1 miliar dan USD30 ribu.

Saat membacakan nota pembelaannya di depan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada 5 Juli 2024, SYL mengaku tidak bersalah dan meminta dibebaskan. Dia mengaku dirinya tidak berniat melakukan korupsi.

"Tidak pernah memiliki niat, apalagi perilaku koruptif,” kata SYL kala itu. Hakim tidak menuruti permintaan SYL, dan menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepadanya.

Selain SYL, nama Anas Urbaningrum juga termasuk koruptor yang tidak mengakui perbuatannya. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial dirinya siap digantung di Monas, jika terbukti korupsi satu rupiah dari proyek Hambalang. Majelis hakim memutus Anas terbukti bersalah, dijatuhi hukuman penjara 8 tahun.

Persoalan lain, kata Boyamin, pada banyak kasus korupsi seperti pembangunan proyek, para pelaku sering kali merasa uang yang mereka curi sebagai haknya. Merasa hasil dari jerih payah mereka pada pembangunan proyek yang berlangsung.

Sehingga menurutnya, akan sulit bagi koruptor untuk memiliki keinginan mengembalikan uang yang dicuri sesuai dengan pernyataan Prabowo.


Terkait

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Mau Maafkan Koruptor: Jangan Dipelintir!
Kamis, 19 Desember 2024 | 17:56 WIB

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Mau Maafkan Koruptor: Jangan Dipelintir!

"Itu hal yang sangat teoretis sekali dalam ilmu hukum pidana. Jadi jangan dipelintir, jangan diframing dengan jahat bahwa Pak Prabowo akan membebaskan koruptor,"

Warga Sipil Kirim Petisi, Desak Prabowo Batalkan PPN 12 Persen: Jangan Pakai Diksi Barang Mewah, Batalin Semua!
Kamis, 19 Desember 2024 | 16:45 WIB

Warga Sipil Kirim Petisi, Desak Prabowo Batalkan PPN 12 Persen: Jangan Pakai Diksi Barang Mewah, Batalin Semua!

"Ini adalah tanda tangan yang dihimpun secara digital melalui petisi online oleh hampir 113 ribu lebih dan akan terus bertambah, yaitu penolakan untuk PPN 12 persen..."

Terbaru
Fenomena Jual Hotel di Ambang Kebangkrutan, Efek Domino di Balik Kebijakan Efisiensi?
polemik

Fenomena Jual Hotel di Ambang Kebangkrutan, Efek Domino di Balik Kebijakan Efisiensi?

Senin, 09 Juni 2025 | 14:44 WIB

Hotel terancam bangkrut akibat efisiensi anggaran pemerintah, tingkat hunian turun. Banyak hotel dijual, PHK terjadi. Pemerintah didorong intervensi.

Prabowo Tunjuk Fadli Zon Jadi Ketua Dewan GTK: Upaya Muluskan Gelar Pahlawan Nasional Soeharto? polemik

Prabowo Tunjuk Fadli Zon Jadi Ketua Dewan GTK: Upaya Muluskan Gelar Pahlawan Nasional Soeharto?

Senin, 09 Juni 2025 | 08:00 WIB

Penunjukan Fadli Zon sebagai Ketua Dewan GTK dikritik karena dicurigai sebagai upaya Prabowo memuluskan gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, mantan mertuanya.

Review Gowok: Kamasutra Jawa, Eksplorasi Budaya yang Gagal Fokus nonfiksi

Review Gowok: Kamasutra Jawa, Eksplorasi Budaya yang Gagal Fokus

Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:51 WIB

Penampilan kuat dari para aktor dan visual yang menarik menjadi nilai plus tersendiri.

Penulisan Sejarah Baru: Pelanggaran HAM Dinegasikan, Soeharto Dijadikan Pahlawan? polemik

Penulisan Sejarah Baru: Pelanggaran HAM Dinegasikan, Soeharto Dijadikan Pahlawan?

Kamis, 05 Juni 2025 | 21:38 WIB

"Angin segar bagi para pelaku yang hingga hari ini belum tersentuh hukum. Penulisan sejarah ini hanya akan melanggengkan budaya impunitas di Indonesia," ujar Usman.

Koperasi Desa 'Merah Putih': Dana Triliunan, Bau Korupsi, dan Intervensi Politik? polemik

Koperasi Desa 'Merah Putih': Dana Triliunan, Bau Korupsi, dan Intervensi Politik?

Kamis, 05 Juni 2025 | 19:26 WIB

Sebanyak 65 persen atau mayoritas perangkat desa yang kami wawancara menilai adanya potensi korupsi dalam program Koperasi Desa Merah Putih, kata Askar.

Demonstran Dijerat Pidana Pakai Pasal Karet, Bentuk Teror Aparat Penegak Hukum? polemik

Demonstran Dijerat Pidana Pakai Pasal Karet, Bentuk Teror Aparat Penegak Hukum?

Kamis, 05 Juni 2025 | 17:42 WIB

Polisi makin sering jadikan pengunjuk rasa tersangka, termasuk tim medis, dengan pasal karet. Tindakan represif aparat jarang diproses hukum, HAM terancam.

Asia Diguncang Covid-19: Bisakah Indonesia Pertahankan Status Aman? polemik

Asia Diguncang Covid-19: Bisakah Indonesia Pertahankan Status Aman?

Kamis, 05 Juni 2025 | 08:11 WIB

Tentu tidak perlu panik tetapi jelas harus waspada, tidak bisa diabaikan begitu saja, kata Tjandra.