Senin, 01 Jan 2024
Pilkada Jawa Jadi Pijakan Prabowo Menuju 2029, Mampukah Taklukkan Jakarta di Putaran Kedua?
Home > Detail

Pilkada Jawa Jadi Pijakan Prabowo Menuju 2029, Mampukah Taklukkan Jakarta di Putaran Kedua?

Erick Tanjung | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Rabu, 04 Desember 2024 | 19:41 WIB

Suara.com - Hampir semua calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Partai Gerindra di pulau Jawa meraih kemenangan dalam Pilkada 2024. Hanya di Pemilihan Kepala Daerah Jakarta lah pasangan calon yang diusung Gerindra bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus keok.

Pengamat politik menilai kemenangan pasangan calon dari Gerindra di empat provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten sudah direncanakan secara matang. Hal ini menjadi modal Prabowo Subianto untuk menjabat presiden dua periode sampai 2029-2034.

DI Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak yang diusung Gerindra sebagai cagub-cawagub sukses meraih kemenangan berdasarkan hasil perhitungan sementara. Gerindra mengklaim pasangan calon (paslon) yang mereka usung unggul di 33 daerah di tingkat kabupaten/kota.

Begitu pula di Jawa Tengah, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen berhasil mencatatkan kemenangan sebagai gubernur dan wakil gubernur yang diusung Gerindra. Di wilayah yang dikenal sebagai kandang banteng --basis massa PDI Perjuangan ini Gerindra mengklaim menang di 27 kabupaten/kota.

Kemudian di Jawa Barat, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang diusung Gerindra juga unggul. Lalu di Banten, secara mengejutkan pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah yang didukung Gerindra juga berhasil menaklukkan dominasi dinasti keluarga Atut dengan mengalahkan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi.

Upaya Prabowo memenangkan Pilkada 2024 demi jabatan dua periode terkonfirmasi dari pernyataan sejumlah petinggi Gerindra. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani saat penyerahan surat rekomendasi kepada pasangan cagub-cawagub yang diusungnya pada 23 Agustus lalu, berpesan agar Prabowo dimenangkan pada Pilpres 2029.

Dosen Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman, Indaru Setyo Nurprojo menilai strategi Prabowo untuk berkuasa dua periode terlihat dari sikap Gerindra dalam menentukan paslon kepala daerah yang diusung. Misalnya memilih Khofifah Indar Parawansa yang merupakan petahana di Jawa Timur, dan Ahmad Luthfi yang merupakan mantan Kapolda Jawa Tengah.

Menurutnya Gerindra belajar dari Partai Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat presiden dua periode, dan PDI Perjuangan dengan Joko Widodo yang juga menjabat dua periode.

"Saya ngobrol dengan beberapa elite partai yang punya jaringan nasional, memang mereka orientasinya sekarang bukan hanya 2024, tapi ini sampai 2029," kata Indaru kepada Suara.com, Rabu (4/12/2024).

Senada dengan Indaru, pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati berpandangan bahwa kemenangan calon kepala daerah dari Gerindra di empat provinsi pulau Jawa menjadi modal penting bagi Prabowo. Setidaknya dalam lima tahun ke depan Prabowo dapat menyinergikan progam-program pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Hal ini tentu menjadi modal berharga dalam investasi politik menuju 2029 kelak," ujar Jati kepada Suara.com.

Belum Taklukkan Jakarta

Meski berhasil menoreh kemenangan di empat provinsi pulau Jawa, hasil berbeda harus diterima Gerindra di Jakarta. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi partai pendung pemerintahan Prabowo ditaklukkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang disokong PDIP dan Hanura.

Menurut pengamat politik dari lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, kegagalan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta bisa jadi karena Gerindra tidak sepenuh hati memberikan dukungan. Pasalnya, Ridwan Kamil dan Suswono bukan kader Gerindra. Berbeda dengan kandidat yang mereka usung di daerah lain, seperti Ahmad Luthfi dan Dedi Mulyadi yang merupakan kader Gerindra.

Apalagi, secara hitung-hitungan jumlah pemilih lebih banyak di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten dibandingkan Jakarta. Berdasarkan data KPU pada Pemilu 2024, jumlah pemilih di Jawa Timur mencapai 31.402.242 orang, Jawa Tengah 28.289.413 orang, Jawa Barat 35.714.901 orang, dan Banten 8.842.646. Sedangkan jumlah pemilih di Jakarta 8.252.987 orang.

Pertimbangan lainnya, kata Hendri, Pilkada Jakarta berpotensi berlangsung dua putaran.

"Perhatiannya kemarin belum fokus ke Jakarta karena sangat mungkin mereka memperkirakan akan ada dua putaran di Jakarta, sehingga pada saat putaran kedua baru all out," kata Hendri kepada Suara.com.

Sementara itu, Indaru berpendapat Gerindra dan partai koalisi KIM Plus akan berjuang mati-matian pada putaran kedua Pilkada Jakarta. Menurutnya, Gerindra sudah berhitung sejak awal soal perolehan suara Ridwan Kamil-Suswono.

"Jadi energi yang besar itu dikerahkan ke beberapa provinsi di Jawa, dan Jakarta hanya menjaga pada ritme, jangan sampai 50 persen plus satu," tuturnya.

Kendati demikian, sampai saat ini belum dapat dipastikan Pilkada Jakarta apakah akan berakhir dengan dua putaran atau tidak. Pasangan Pramono-Rano sendiri sudah mendeklarasikan menang satu putaran. Bahkan mereka sudah mengambil ancang-ancang akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) jika Pilkada Jakarta digelar dua putaran. Beberapa elite partai KIM Plus menyebar narasi Pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran.

Seperti yang disampaikan Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

"Di internal sudah diumumkan oleh Ketua Tim dari paslon RIDO, Pak Ariza Patria sudah mengumumkan bahwa untuk perhitungan internal yang dihitung itu kemungkinan besar akan terjadi dua putaran," kata Dasco pada 28 November lalu.

Sedangkan Jati berpandangan, kegagalan Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta pada putaran pertama bukan karena Gerindra dan KIM Plus tidak bekerja keras membantu untuk pemenangan. Namun kegagalan itu disebabkan sejumlah faktor, di antaranya karena persoalan ketokohan dan ikatan emosional dengan pemilih.

Ridwan Kamil sendiri mendapat sentimen negatif dari sejumlah kelompok masyarakat di Jakarta, misalnya dari kelompok suporter klub bola Persija Jakarta --The Jakmania. Hal itu karena Ridwan Kamil mantan Gubernur Jawa Barat sehingga dianggap bagian dari Bobotoh, suporter bola Persib Bandung. Antara Bobotoh dan The Jakmania memiliki sejarah rivalitas yang tinggi.

Terbaru
Perang Bintang di Pilkada Jabar: Deretan Pesohor Rebut Kursi Kekuasaan
polemik

Perang Bintang di Pilkada Jabar: Deretan Pesohor Rebut Kursi Kekuasaan

Selasa, 03 Desember 2024 | 19:09 WIB

Banyak pesohor maju di Pilkada Jabar menunjukkan bahwa masyarakat lebih melihat popularitas ketimbang visi-misi dan program yang ditawarkan.

3 Nyawa Melayang di Ujung Bedil: Polisi Bukan Sang Pengadil polemik

3 Nyawa Melayang di Ujung Bedil: Polisi Bukan Sang Pengadil

Senin, 02 Desember 2024 | 18:00 WIB

mempertegas posisi kepolisian sebagai aparat penegak hukum yang paling banyak melakukan penyiksaan kepada masyarakat sipil.

Kelelahan Politik dan Calon Milik Elite, Biang Keladi Rendahnya Partisipasi Pilkada Jakarta polemik

Kelelahan Politik dan Calon Milik Elite, Biang Keladi Rendahnya Partisipasi Pilkada Jakarta

Senin, 02 Desember 2024 | 15:24 WIB

Political fatigue atau kelelahan politik menjadi faktor kedua yang menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024.

Dari Kasus Afif hingga Gamma, Pola 'Fitnah Jenazah' Polisi Terulang polemik

Dari Kasus Afif hingga Gamma, Pola 'Fitnah Jenazah' Polisi Terulang

Senin, 02 Desember 2024 | 12:32 WIB

Polisi tidak boleh menjadi agen algojo negara dan melakukan perampasan nyawa warga dengan sewenang-wenang, karena itu melanggar hak asasi manusia.

Kandang Banteng tak Lagi Angker, Di Balik Keoknya Jago PDIP di Pilgub Jateng polemik

Kandang Banteng tak Lagi Angker, Di Balik Keoknya Jago PDIP di Pilgub Jateng

Jum'at, 29 November 2024 | 19:34 WIB

kekalahan Andika-Hendi menjadi sejarah sebab untuk pertama kalinya paslon PDIP kalah di Jawa Tengah.

Dari Setoran Hingga Tembakan: Polisi di Lingkaran Tambang Ilegal polemik

Dari Setoran Hingga Tembakan: Polisi di Lingkaran Tambang Ilegal

Kamis, 28 November 2024 | 19:49 WIB

keterlibatan aparat penegak hukum di lingkaran pertambangan ilegal bukan hal baru

Hemat Tanpa Utang? Paylater Jadi Bantalan Hidup Keluarga Milenial di Tengah Tekanan Ekonomi nonfiksi

Hemat Tanpa Utang? Paylater Jadi Bantalan Hidup Keluarga Milenial di Tengah Tekanan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 | 14:59 WIB

Di tengah melemahnya daya beli, pengguna pay later mengalami peningkatan karena menjadi alternatif masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.