Angkut Influencer ke IKN, Jokowi Memoles Ibu Kota Baru

Angkut Influencer ke IKN, Jokowi Memoles Ibu Kota Baru


Suara.com - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengajak influencer ke Ibu Kota Nusantara atau IKN hanya untuk memoles agar citra ibu kota baru itu terlihat positif. Langkah itu dilakukan untuk meng-counter isu negatif terkait IKN di media sosial. Apalagi setelah Jokowi gagal berkantor di IKN pada awal Juli 2024.

Masalah pembangunan tahap pertama yang belum selesai menjadi dasar warganet untuk menyerang ketidakberesan pembangunan IKN. Minimnya investor yang berinvestasi juga menjadi isu negatif yang bisa memunculkan pesimis terhadap proyek ambisius ini.

***

Minggu, 28 Juli 2024, Presiden Jokowi mengajak sejumlah influencer atau pesohor media sosial ke IKN di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur. Mengendarai sepeda motor custom Kawasaki W175 Jokowi konvoi bersama rombongan menyusuri jalan tol hingga meresmikan jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan IKN. 

Influencer dan para pesohor media sosial yang ikut dalam kegiatan tersebut di antaranya; Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Irwansyah, Zaskia Sungkar, Gading Marten, Atta Halilintar, Aurel Hermansyah, Sintya Marisca, Ferry Maryadi, Poppy Sovia, Willie Salim, Meicy Villia, Ananda Omesh, dan Dian Ayu Lestari. 

Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri dan influencer mengendari sepeda motor untuk meninjau progres pembangunan jalan tol Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Minggu (28/7/2024). [Dok. Biro Pers Setpres]
Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri dan influencer mengendari sepeda motor untuk meninjau progres pembangunan jalan tol Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Minggu (28/7/2024). [Dok. Biro Pers Setpres]

Peneliti di Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Wawan Kurniawan berpandangan, influencer dan para pesohor media sosial telah menjadi kekuatan penting dalam lanskap politik kekinian. Pasalnya, mereka yang memiliki pengikut juta orang di media sosial itu dianggap mampu memengaruhi opini publik lewat setiap konten yang diunggah.

Jokowi sangat memahami kekuatan para pesohor media sosial tersebut. Di tengah kritik tajam terhadap pelbagai permasalahan di IKN, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berupaya mengubah citra negatif menjadi positif.

Berdasar catatan Wawan, mantan wali kota Solo itu setidaknya telah memanfaatkan kekuatan media sosial dan influencer sejak maju di Pilkada DKI Jakarta 2012. Ia memprediksi, ke depan para influencer di bawah 'payung' Jokowi itu tetap dijaga dan dikembangkan menjadi strategi utama untuk meng-counter isu negatif. 

"Karena ini seperti jurusnya Jokowi," kata Wawan kepada Suara.com, Selasa (30/7/2024).

Strategi soft endorsemen dengan memanfaatkan kekuatan influencer dinilai efektif memengaruhi opini masyarakat yang tidak bisa berpikir kritis dan menelah informasi di media sosial secara jernih. Pola berulang yang dilakukan Jokowi dalam menggunakan strategi itu menujukkan hasil yang cukup optimal.

"Sepertinya Jokowi paham bahwa (pola) ini tetap bisa berefek ke sebagian besar masyarakat. Karena algoritma masyarakat yang menggandrungi para pesohor ini tetap akan termakan oleh omongan-omongan mereka," ujarnya. 

Agar tidak terbawa arus atau framing para pemengaruh, masyarakat harus aktif menganalisis pesan yang disampaikan para influencer di media sosial. Misalnya dengan mencari informasi dari berbagai sumber lalu membandingkannya. Lewat pendekatan kritis semacam ini, masyarakat diyakini Wawan akan lebih berdaya dalam menavigasi lanskap politik yang semakin dipengaruhi dunia digital. 

Sedangkan bagi para influencer dan pesohor media sosial, Wawan berpendapat semestinya mereka memiliki idealisme serta tanggung jawab intelektual atas identitas dirinya sebagai pemengaruh publik. 

"Tapi mungkin yang susah ketika influencer memang hanya berfokus pada pencapaian dapat bayar berapa, plus dapat apa," ungkap Wawan. 

Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 2020 mengungkap hasil kajian tentang besarnya anggaran negara yang dialokasikan pemerintah untuk membayar influencer. Para influencer itu dibayar untuk mempromosikan atau memengaruhi opini publik soal kebijakan dan program kerja pemerintah. Anggaran yang dikeluarkan ditaksir mencapai Rp90,45 miliar untuk 40 paket pengadaan. 

Data tersebut merupakan hasil penelusuran ICW terhadap anggaran belanja pemerintah tahun 2017-2020 di Layanan Pengadaan Secara Elektronik atau LPSE dengan kata kunci influencer dan key opinion leader. Beberapa paket menyebut secara gamblang nama individu yang akan digunakan jasanya sebagai influencer. Misalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyebut secara langsung nama Gritte Agatha, Ayushita W.N, Atta Halilintar, Citra Kirana, Zaskia Mecca, dan lain-lain untuk sosialisasi aktivitas Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Nilai Rp90,45 miliar ini hanya sebagian kecil dari total anggaran pemerintah untuk aktivitas digital. Penelusuran ICW sejak 2014-2020 total anggaran belanja pemerintah pusat terkait aktivitas digital mencapai Rp1,29 triliun. 

Sentimen Negatif Dominan

Drone Emprit menyebut kadar sentimen negatif terhadap IKN lebih dominan di media sosial pasca-kegiatan Jokowi bersama para influencer di ibu kota baru tersebut. Temuan ini setidaknya terekam dari hasil analisis yang mereka lakukan sejak 28-30 Juli 2024 di media sosial Instagram, X, dan Facebook. 

Analis Drone Emprit Rizal Nova Mujahid mengungkap, persentase sentimen negatifnya cukup signifikan, mencapai 60 persen. Sedangkan sentimen positif 33 persen dan sisanya 7 persen netral. 

"Sentimen negatif ini terutama dipanen dari berbagai macam aktor-aktor, ada Denis Maholtra, Daeng Rahing dan Okky Madasari. Terutama nama itu yang paling banyak menyuarakan sentimen negatif. Mereka mempertanyakan tentang urgensi kenapa influencer ini dibawa ke sana," kata Nova kepada Suara.com, Rabu (31/7).

Selain mempertanyakan urgensinya, sebagian besar pihak juga mengkritik soal anggaran negara yang harus dikeluarkan untuk mengundang para influencer ke IKN. 

"Lalu isu lainnya juga dipertanyakan tentang tujuan kunjungan. Ngapain mereka mau ke sana? Apakah ada manfaat yang signifikan? Atau cuma ajang promosi saja? Itu tentang kunjungan influencer ke sana," imbuh Nova.

Walakin begitu, Nova mengatakan dukungan publik terhadap Jokowi juga kelihatan di media sosial para influencer yang diundang ke IKN. Hal ini dinilai dapat memperbaiki citra proyek IKN menjadi positif. 

"Selain itu, yang paling banyak dibicarakan publik juga tentang kesiapan infrastrukturnya. Kalau sebelumnya IKN disebut diragukan akan mangkrak dan sebagainya. Nah, kemarin diamplifikasi betul. Kalau airnya sudah bisa diminum dan listriknya sudah mengalir," tutur Nova. 

Jika dibandingkan dengan kegiatan Jokowi bersama influencer saat menjajal kereta ringan atau Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek pada Agustus 2023 lalu, Nova menyebut sentimen positifnya ketika itu lebih dominan. Sentimen positif tersebut bahkan tidak hanya datang dari kalangan pro Jokowi, tapi juga dari orang-orang yang merasakan kebermanfaatannya. 

Beda halnya dengan kegiatan Jokowi bersama influencer saat menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh pada September 2023. Ketika itu sentimen negatifnya juga lebih dominan karena dianggap tidak ada urgensi terhadap kebutuhan publik. Sentimen negatif itu kebanyakan dipanen dari para kritikus Jokowi. 

"Tapi ketika influencer ke IKN yang mengkritik itu juga bahkan dari orang-orang yang sebelumnya kelihatan pro pada Jokowi. Terlihat betul kalau ini ternyata tidak terlalu diapresiasi oleh publik," katanya.

Tak Ada Rate Card

Staf Khusus Presiden, Grace Natalie membantah kegiatan Jokowi memboyong para influencer sebagai upaya memoles citra pembangunan IKN agar menjadi politif. Ia mengklaim kegiatan itu bagian dari bentuk transparansi pemerintah ke publik. 

"Para penggiat media sosial ini mana bisa disetting harus ngomong apa di konten masing-masing. Mereka kan gayanya ceplas-ceplos apa adanya. Mereka juga kan nggak ada kepentingan," kata Grace kepada Suara.com, Selasa (30/7).

Selain influencer dan para pesohor media sosial, Grace menyampaikan pemerintah juga berencana mengundang para pimpinan media, perwakilan tokoh masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat ke IKN. Mereka nantinya bisa menyaksikan sendiri bagaimana progress pembangunan IKN.

"Kalau tidak melihat sendiri, masyarakat mudah terkecoh dengan opini pembangunan IKN sembarangan dan tergesa-gesa," tuturnya. 

Grace juga mengklaim pembangunan IKN sudah sesuai dengan jadwal. Proyek jangka panjang ini terbagi dalam lima fase sampai tahun 2045. Pada fase pertama 2022-2024 tingkat penyelesaiannya diklaim telah mencapai di atas 80 persen. 

Wakil Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu lantas menilai pernyataan positif influencer terkait IKN merupakan bentuk ekspresi kebanggaan dan kesenangan mereka sebagai warga negara.

"Teman-teman penggiat media sosial ini datang ke IKN dengan senang hati, tidak pakai rate card. Mereka kan juga warga Indonesia yang senang dan bangga untuk pertama kalinya kita akan membangun sebuah ibu kota yang Indonesia sentris. Membangun dari nol," katanya.