Suara.com - Wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu (47) tewas terbakar di rumahnya, Jalan Nabung Surbakti, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Kamis, 27 Juni 2024 dini hari. Muncul dugaan korban dibunuh, sebelum akhirnya dibakar buntut memberitakan praktik perjudian yang melibatkan oknum anggota TNI.
***
"Ini benar dengan Bang Edrin?" seseorang tidak dikenal menghubungi Pemimpin Redaksi Tribrata TV, Edrin Adriansyah, Jumat, 21 Juni 2024.
Panggilan telepon itu masuk tak lama setelah Rico menerbitkan berita berjudul 'Meresahkan Warga, Tokoh Pemuda Sawa Sembiring Minta Lokasi Perjudian Milik Oknum TNI Segera Ditutup'.
"Iya bang benar," jawab Edrin.
"Bang minta tolong dong bang bisa diturunkan beritanya?," pinta orang tersebut.
"Waduh nggak bisa kalau langsung diturunkan bang. Tapi kalau memang ada keberatan, dibikin saja sanggahannya bang. Silakan," jelas Edrin.
Sejak itu orang tidak dikenal tersebut tidak pernah lagi menghubungi Edrin.
Sementara, Rico besoknya, Sabtu, 22 Juni 2024 kembali menerbitkan berita berjudul 'Lokasi Perjudian di Jalan Kapten Bom Ginting Ternyata Milik Oknum TNI Berpangkat Koptu Anggota Batalyon 125 Simbisa'.
Dalam artikel berita tersebut, Rico menyebut lapak judi di Jalan Kapten Bom Ginting, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe dikelola seorang anggota TNI berinisial HB. Lapak judi yang berkamuflase sebagai warung kopi itu disebut secara tegas letaknya berdekatan dengan gerbang utama Markas Batalyon 125 Simbisa.
Sedangkan anggota TNI berpangkat Kopral Satu atau Koptu dalam berita tersebut dijelaskan telah mengelola lapak judi sejak 2016. Selain judi tembak ikan, HB juga disebut sebagai bandar judi togel putaran Singapore, Toto Malam atau Tolam, putaran Hongkong dan nomor tebak angka keluaran Sidney yang menguasai 17 Kecamatan se-Kabupaten Karo.
Minggu, 23 Juni 2024 Rico kembali menerbitkan berita berjudul 'Oknum TNI Bandar Judi, Polres Karo Ibarat Makan Buah Simalakama, Disentuh Gatal Gak Disentuh Semakin Menjamur'. Artikel berita tersebut berisi kritik terhadap Plh. Kapolres Karo AKBP Oloan Siahaan dan Kasat Reskrim Polres Karo AKP Ras Maju Tarigan.
Rico menyebut Kapolres Karo sebagai penanggung jawab penegakkan hukum di wilayahnya tak berdaya untuk menindak praktik perjudian yang dikelola HB.
Edrin kepada Suara.com mengaku sempat menghubungi Rico setelah menulis berita-berita tersebut.
"Saya selalu bertanya, selalu hubungi dia. Bagaimana situasi di sana, apa ada intimidasi atau gimana? Dia nggak pernah bercerita sama saya, dia hanya bilang 'nggak ada masalah, aman'," kata Edrin kepada Suara.com, Kamis (4/7/2024).
Uang Jatah
Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatera Utara menduga peristiwa kebakaran yang menewaskan Rico dan keluarganya berkaitan dengan tiga berita tersebut. Dari hasil investigasi KKJ, mereka juga menemukan rentetan fakta yang terjadi sebelum peristiwa kebakaran.
KKJ Sumut menyebut Rico menulis berita terkait praktik perjudian ini karena diprovokasi salah satu anggota organisasi masyarakatan atau ormas sekitar berinisial BG. Pria tersebut memprovokasi Rico karena kecewa hanya dikasih uang jatah Rp100 ribu oleh HB.
Awalnya BG yang biasa duduk di warung kopi dan lapak judi itu meminta bantuan Rico agar menyampaikan permintaan uang jatah bulanan untuknya kepada Koptu Herman. Permintaan itu disampaikan BG karena dia mengetahui Rico juga kerap mendapat jatah uang tersebut.
Akhirnya HB memberi uang Rp100 ribu kepada BG. Uang tersebut diberikan setelah Rico dua kali menyampaikan permintaan BG ke HB.
"Namun anggota ormas ini merasa tersinggung, karena alasan bahwa HB telah mengacuhkan dan meremehkan dirinya," kata Koordinator KKJ Sumut Array A. Argus dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Karena kecewa, BG lantas memprovokasi Rico agar menulis berita-berita terkait praktik perjudian yang dikelola HB.
"Bahkan, Rico Sempurna menulis nama lengkap oknum anggota TNI itu dalam pemberitaan, dan membuat status di media sosial Facebook miliknya," imbuh Array.
Tak hanya Edrin, dari hasil investigasi KKJ Sumut, Rico ternyata juga sempat dihubungi oleh seseorang yang meminta untuk menurunkan berita tersebut. Namun, permintaan itu tidak dipenuhi.
Meski sempat mengaku baik-baik saja kepada Edrin, ternyata Rico sebenarnya merasa was-was usai menulis berita-berita tersebut. Fakta ini terungkap berdasarkan keterangan dari teman Rico yang diperoleh tim KKJ Sumut.
"Korban juga sempat menyampaikan kalau dia akan membawa keluarganya menginap di kantor Polres Karo demi keamanan," jelas Array.
Rico dan temannya diketahui juga sempat mendapat 'warning' dari salah satu ketua ormas di Kabupaten Karo. Pimpinan ormas itu menginformasikan agar Rico dan temannya hati-hati karena sedang dipantau buntut pemberitaan praktik perjudian tersebut.
"Ketua ormas tersebut meminta korban dan temannya untuk tidak pulang ke rumah. Sehingga korban memutuskan untuk tak kembali ke kediamannya selama beberapa hari," tutur Array.
Selama tak pulang ke rumah, telepon seluler Rico tak bisa dihubungi. Edrin sempat mencari tahu keberadaan Rico lewat temannya. Setelah bisa dihubungi, Rico mengaku kepada Edrin telepon seluler miliknya karena terjatuh.
Bertemu Koptu HB
Rabu, 26 Juni 2024 sesaat sebelum peristiwa kebakaran itu terjadi Rico didampingi temannya bertemu dengan Koptu HB. Dalam pertemuan tersebut, HB secara langsung meminta Rico agar menurunkan atau menghapus berita-berita dan tulisan di media sosial Facebook terkait praktik perjudian yang menyeret namanya.
Namun Rico menolak permintaan HB. Karena tidak ada kesepakatan, akhirnya dia pulang ke rumahnya di Jalan Nabung Surbakti, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo. Tengah malam itu Rico pulang diantar temannya.
Sekitar pukul 02.30 WIB terlihat lima orang pria mencurigakan berada di sekitar rumah Rico. Informasi ini diperoleh tim investigasi KKJ Sumut dari salah satu saksi yang melihat. Tak lama setelah itu, kebakaran terjadi pukul 03.00 WIB. Rico bersama istrinya Elparida Ginting (48), anaknya Sudi Investi Pasaribu (12) dan cucunya Louin Arlando Situngkir (3) tewas dalam kondisi mengenaskan.
Pascakebakaran, sejumlah saksi diperiksa Polres Karo. Termasuk teman Rico yang ketika itu menemani bertemu dengan Koptu Herman.
Menurut temuan KKJ Sumut, salah satu penyidik disebut sempat mengambil ponsel milik rekan Rico. Saat itu yang bersangkutan sempat menolak.
"Namun penyidik pun mendelete pesan ketua ormas yang sempat memberikan ‘warning’ tersebut. Fakta lain dalam kasus ini, anak korban juga mengaku merasa terancam saat dimintai keterangannya di Polres Karo. Pada awak media setelah kedatangan Kapolda Sumut, anak perempuan korban mengaku diminta mengamini keterangan yang tak pernah ia sampaikan kepada penyidik," ungkap Array.
Perut Terburai
Suara.com memperoleh dokumen foto kondisi jasad Rico dan tiga korban lainnya. Foto ini diambil sesaat setelah kejadian. Dalam foto tersebut keempat jasad nampak dalam kondisi hangus terbakar. Dua jasad di antaranya bahkan terlihat dalam kondisi usus terburai.
Edrin membenarkan foto tersebut. Menurutnya, kondisi dua jasad korban dengan usus terburai ini yang menimbulkan tanda tanya.
"Kami belum tahu hasil autopsi bagaimana. Cuma kan ada kecurigaan bahwa dia dibunuh dulu sebelum dibakar. Tapi untuk membuktikan itu kan kami juga awam," kata dia.
"Jadi untuk mengetahui ini dibunuh dulu atau disekap, sehingga tidak bisa menyelamatkan diri, itu juga kami belum tahu," imbuhnya.
Menurut Edrin, perlu keterangan dari ahli untuk menjelaskan hal tersebut.
"Karena saya tidak tahu ya kalau korban terbakar itu ususnya terburai atau tidak. Cuma bisa dilihat di situ foto, ususnya keluar tapi dari satu lubang gitu. Ada lubang yang mengeluarkan usus. Apakah itu bekas sesuatu atau apa, saya tidak paham. Tapi banyak yang menduga duga ini ada lubang," bebernya.
Keterangan yang disampaikan Edrin selaras dengan temuan tim Investigasi KKJ Sumut. Berdasar keterangan salah satu petugas rumah sakit yang sempat menangani jasad korban menyebut dua di antaranya dalam kondisi usus terburai. Di mana salah satunya diduga merupakan Rico.
Edrin berharap Polda Sumatera Utara dapat mengungkap kasus ini secara transparan. Sekalipun Rico memang benar tewas akibat kebakaran, menurutnya harus dibuktikan secara ilmiah.
"Karena dugaan bahwa ini dibakar juga sangat besar. Kita berharap polisi bisa mengungkap kasus ini dengan transparan. Bukan hanya untuk kami, tapi juga untuk keluarga dan teman-teman wartawan," ujarnya.
Penyelidikan Polri dan Respons TNI
Polda Sumatera Utara mengklaim masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran yang menewaskan Rico dan tiga keluarganya. Penyelidikan dilakukan dengan metode scientific crime investigation.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Hadi Wahyudi menyebut total 16 saksi telah diperiksa terkait kasus ini. Termasuk saksi kunci yang mengetahui kejadian kebakaran tersebut.
"Kami akan menyampaikan hal ini secara terbuka, secara komprehensif berdasarkan keahlian-keahlian yang dimiliki personel yang sudah diturunkan," kata Hadi kepada SuaraSumut.id, Rabu (3/7).
Kekinian Polda Sumatera Utara, kata Hadi, juga telah membuka posko pengaduan.
"Polisi bekerja tentu berdasarkan fakta-fakta di lapangan, tidak berdasarkan opini atau asumsi. Ingin kita buktikan secara ilmiah dan fakta," ujar dia.
Sementara Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi meminta masyarakat menyampaikan jika ada bukti-bukti terkait. Dia mengklaim akan menindak tegas Koptu HB jika terbukti terlibat dalam praktik perjudian hingga kematian Rico.
"Jika memang ada bukti yang menunjukan keterlibatan anggota dalam kebakaran itu silahkan dilaporkan dan diserahkan ke Polisi Militer untuk diproses hukum," kata Kristomei kepada wartawan, Rabu (3/7).
Suara.com telah menghubungi Koptu Herman untuk mengonfirmasi dugaan keterlibatannya dalam praktik perjudian hingga kematian Rico. Namun hingga laporan ini diterbitkan yang bersangkutan tak kunjung memberikan jawaban.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti berencana dalam beberapa kesempatan menyampaikan rencana penggantian kurikulum Merdeka.
Bahkan sebagian dari kalangan ibu rumah tangga mengalihkan belanja kebutuhan pokok mereka, dari yang biasa beli ayam potong kini diganti beli tahu atau tempe.
Tragedi itu tak hanya merenggut nyawa Raden. Sebanyak 13 warga lainnya menjadi korban, beberapa menderita luka berat hingga harus dirawat intensif di rumah sakit.
Orang yang kecanduan judi online seperti halnya orang dengan kecanduan narkotika.
Kericuhan yang telah terjadi bukan sekadar permasalahan hukum an sich maupun problem sosial-kemasyarakatan belaka, tapi dampak buruk dari penetapan PIK 2 sebagai PSN.
Otoritas terkait menemukan ada indikasi keterlibatan mafia human trafficking atau perdagangan manusia terkait kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh.
Dengan gaji tiap bulan yang pas-pasan, para pekerja di kawasan perkantoran elite Jakarta terpaksa harus mencari penghasilan tambahan, seperti jadi driver ojol sepulang kerja.