Interview: Nasib Imam Darto Setelah The Comment Dibungkus
Home > Detail

Interview: Nasib Imam Darto Setelah The Comment Dibungkus

Yazir Farouk | Sumarni

Minggu, 17 November 2019 | 09:05 WIB

Suara.com - Sosok Imam Darto makin dikenal luas semenjak menjadi host untuk program The Comment di NET TV. Di situ, dia dipasangkan bersama rekannya, Dimas Danang.

Sayangnya, salah satu program unggulan Imam Darto itu kini sudah berhenti tayang. Meskipun begitu, lelaki yang pernah jadi penyiar Prambors ini tidak ambil pusing.

Justru, Imam Darto mengaku job-nya semakin bertambah setelah The Comment bungkus. Satu di antaranya, lelaki 36 tahun ini menjadi penulis skenario untuk film, Pretty Boys.

SUARA.com baru-baru ini berkesempatan mewawancarai Imam Darto. Kami membahas apa sebenarnya yang membuat The Comment setop tayang hingga kesibukan Darto sekarang.

Mau tahu seperti apa wawancaranya? Simak berikut ini:

Kenapa sih The Comment bisa bungkus?

Kalau dari sisi NET-nya saya nggak bisa komentar. Tapi kalau dari sisi saya pelakunya, bahwa enam tahun itu naik turunnya The Comment luar biasa. Dari tahun ketiga keempat itu sempat turun, terus naik lagi. Ibaratnya kita lagi berlayar ada gelombang gede lewat. Ada tsunami lewat. Jadi ini sudah sekian kalinya, gelombang ini sudah biasa. Jadi kita memutuskan ‘Gimana ya? Ntar kalau kita lanjutin lagi, kemungkinan besar takutnya jenuh juga. Jadi mending disudahi saat masih terkenal.

Kayak di Prambors juga kita (Dimas Danang dan Imam Darto) begitu. Kita berhenti pas di atas sehingga kita gampang loncat ke atas lagi. Alhamdulillah The Comment pas banget momentumnya, bukan lagi jaya-jaya banget, tapi nggak lagi di bawah. Jadi bisa loncat ke atas dengan baik.

Dimas Danang dan Imam Darto [Suara.com/Ismail]
Dimas Danang dan Imam Darto [Suara.com/Ismail]

Banyak lho yang menyayangkan The Comment berhenti tayang. Tanggapan Anda?

Lebih baik begitu. Lebih baik kita dikenal banyak orang sebagai acara legend dibandingkan masih tayang terus tapi penontonnya yang ini apaan sih kok jadi kayak begini. Jadi biarlah kita dikenangnya seperti itu, sebagai acara yang menggebrak acara lainnya buat bikin konsep serupa.

Jadi Anda ya yang memutuskan resign dari The Comment?

Keputusan bareng sih. Jadi kayak gimana nih mau lanjutin nggak, terus gue bilang lebih baik sudahi. Kalau mau bikin yang baru, kita bikin yang baru. Soalnya kita enam tahun kan. Ceriwis aja yang 10 tahun, terakhir-terakhir nggak jelas kan. Jadi lebih baik disudahi begitu saja.

Jadi sekarang sibuk apa?

Saya setelah The Comment usai ada di GTV, Take Me Out. Justru setelah The Comment selesai malah jadwal saya padat sekali. Karena ada project sama TV Digital. Ada platform digital juga yang nawarin buat kerjasama. Setelah Pretty Boys, Tompi juga ngajakin bikin film lagi. Desta juga ngajakin main film lagi.

Kesibukannya sekarang jadi lebih beragam ya?

Iya benar. Apalagi sekarang sibuk production juga yang buat TV digital itu. Alhamdulillah.

Salah satu episode The Comment [Youtube/The Comment]
Salah satu episode The Comment [Youtube/The Comment]

Memutuskan buat di belakang layar?

Saya memang dari dulu senang menciptakan sesuatu dan melihat hasilnya. Dan ada kepuasan. Karena bisa menjadi kreator itu saya menikmati itu sejak zaman di radio. Bertahun-tahun dipercaya jadi penulis radio, terus masuk ke televisi bikin serial televisi. Terus dulu sering bikin FTV juga.

Tapi pas masuk ke film, nulis skenario itu dia, film itu sesuatu yang kerja bareng luar biasa. Semuanya itu dari penulis, sutradara, produser sampai ke kru-kru harus satu visi. Kadang penulis bikin bagus tapi sama produsernya ah jangan bikin yang kayak gitu, nggak ada duitnya. Yasudah itu melenceng jauh. Ini semuanya harus sevisi dan sejalan.

Karya skenario film pertama kamu apa?

Yang pertama nulis sendirian itu Pretty Boys. Alhamdulillah optimis sama karya gue yang ini. Puas banget pokoknya.

Terbaru
Jajanan Anak Mengandung Babi Punya Label Halal: Negara Gagal Lindungi Konsumen
polemik

Jajanan Anak Mengandung Babi Punya Label Halal: Negara Gagal Lindungi Konsumen

Jum'at, 25 April 2025 | 16:14 WIB

KPAI mendesak agar temuan tersebut tidak hanya berhenti pada sanksi berupa penarikan produk dari pasar, tapi diproses secara hukum.

Maksud Prabowo 'Rapatkan Barisan' di Tengah Isu Matahari Kembar? polemik

Maksud Prabowo 'Rapatkan Barisan' di Tengah Isu Matahari Kembar?

Kamis, 24 April 2025 | 19:01 WIB

"Justru perintah ini sebagai arahan agar para menteri atau pejabat itu tidak dimasuki isu-isu yang ada di luar pemerintahan," ujar Asrinaldi.

Monolog Gibran Soal Bonus Demografi 'Menohok' Dirinya Sendiri polemik

Monolog Gibran Soal Bonus Demografi 'Menohok' Dirinya Sendiri

Kamis, 24 April 2025 | 09:29 WIB

"Jadi apa yang dinyatakan itu bertolak belakang dengan apa yang terjadi atas pemilihan dia (Gibran) sebagai wakil presiden," kata Widyanto.

'Luka Lama' Warga Ngaran II Borobudur di Balik Penolakan Kremasi Taipan Murdaya Poo polemik

'Luka Lama' Warga Ngaran II Borobudur di Balik Penolakan Kremasi Taipan Murdaya Poo

Rabu, 23 April 2025 | 17:16 WIB

Ada 'luka lama' di balik penolakan warga terkait rencana kremasi Murdaya Poo di kawasan Borobudur.

Mengapa Narasi Kejaksaan Agung Tersangkakan Direktur Pemberitaan Jak TV Bahaya bagi Kebebasan Pers? polemik

Mengapa Narasi Kejaksaan Agung Tersangkakan Direktur Pemberitaan Jak TV Bahaya bagi Kebebasan Pers?

Rabu, 23 April 2025 | 08:12 WIB

Narasi Kejaksaan Agung inipun dianggap berbahaya bagi kebebasan pers. Mengapa demikian?

Di Balik Sorotan AS Terhadap Barang Bajakan Pasar Mangga Dua polemik

Di Balik Sorotan AS Terhadap Barang Bajakan Pasar Mangga Dua

Selasa, 22 April 2025 | 15:03 WIB

AS soroti Pasar Mangga Dua sbg sarang barang bajakan dan tekan Indonesia perkuat HaKI di tengah perang dagang AS-China. Pemerintah klaim rutin lakukan pengawasan.

Perusahaan Tahan Ijazah Karyawan: Modus Baru Perbudakan Modern? polemik

Perusahaan Tahan Ijazah Karyawan: Modus Baru Perbudakan Modern?

Selasa, 22 April 2025 | 10:26 WIB

Sejumlah daerah memiliki peraturan daerah yang melarang perusahaan menahan ijazah pekerja.