Suara.com - Jokowi – Maruf Amin dan Prabowo – Sandiaga Uno bakal naik ke atas panggung debat, dan menjadi bintang utama pada Kamis (17/1/2019) malam ini. Namun, di baliknya, ada banyak orang yang bekerja keras memoles mereka agar tampil prima dalam arena adu balah itu.
HARI belum begitu malam ketika iring-iringan mobil berwarna hitam pekat tiba di pelataran lobi parkir gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).
Pada tengah-tengah mobil milik Pasukan Pengawal Presiden itu, ada mobil Toyota Inova bernomor polisi B 1796 BN.
Dari minibus itu turun Joko Jokowi, calon presiden petahana pada Pilpres 2019. Jokowi yang mengenakan kemeja putih dengan peci bertengger di kepala, didampingi Sekretaris Kabinet Kerja Pramono Anung.
Dia langsung disambut Ketua Umum Tim Kampanye Nasional Capres – Cawapres nomor urut 01, Erick Tohir.
Erick tak sendiri menyambut kedatangan sang patron. Ia ditemani Tina Talisa, Wakil Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan.
Beberapa saat sebelumnya, pasangan politik Jokowi, yakni Cawapres Maruf Amin lebih dulu tiba di hotel itu.
Dalam gedung, tampak sejumlah petinggi tim sukses Jokowi - Maruf. Di antaranya pengacara Yusril Ihza mahendra; Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding; mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kansong.
Selanjutnya, Jokowi, Maruf dan timses meriung di sebuah ruangan dalam Djakarta Theater. Mereka hendak melakukan latihan terakhir sebelum pertama Pilpres 2019.
“Ini pertemuan tertutup,” tutur Abdul Kadir Karding.
Tak ada hal yang substansial bakal dibahas dalam pertemuan sehari sebelum debat pilpres itu. Kadir menuturkan, Jokowi – Maruf Amin bersamuh dengan mereka hanya untuk memastikan kesiapan dua hal teknis.
Pertama, cara menjawab pertanyaan atau menyampaikan gagasan secara lugas dengan batas waktu 2 menit seperti diperintahkan KPU.
Kedua, Jokowi dan Maruf berdiskusi untuk menyamakan persepsi, membangun kekompakan saat debat.
"Pak Jokowi dan Kiai Maruf ingin melihat bagaimana posisi duduk penonton di arena debat, berapa jaraknya, seperti apa suasananya, lalu kemudian antarkedua paslon ini bisa punya komunikasi yang bagus," kata Karding, sebelum masuk ke dalam gedung untuk bergabung dengan rekan-rekannya.
Mantan Jurnalis di Kubu Petahana
Raut muka Tina Talisa tegang setiap kali memegang gawai. Ia tengah sibuk berkomunikasi dengan timnya untuk menyiapkan simulasi debat capres bagi capres – cawapres petahana.
Ia merupakan anggota tim debat yang melatih Jokowi dan Maruf untuk menghadapi debat capres. Mantan presenter dan news anchor salah satu stasiun TV ini bertugas melatih paslon nomor 01 agar gagasan-gagasan yang disampaikan saat debat tersampaikan secara tepat.
Baginya, Jokowi dan Maruf merupakan tokoh yang punya jam terbang tinggi dalam berpidato di muka umum.
Jokowi sudah beberapa kali mengikuti debat, sejak pemilihan Wali Kota Solo, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta hingga terakhir Pilpres 2014 lalu.
Begitu pula Maruf yang merupakan ulama kenamaan, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sudah menjadi kesehariannya berbicara di hadapan khalayak ramai.
"Jadi sebetulnya keduanya sudah punya fondasi yang sangat baik. Nah yang kami lakukan adalah lebih pada simulasi dan diskusi," kata Tina kepada Erick Tanjung—jurnalis Suara.com—saat bersua di Resto Penang Bistro, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu siang.
Namun, Tina menilai, Jokowi – Maruf masih perlu dilatih untuk berbicara singkat, padat dan pesan tersampaikan Secara baik.
Apalagi Maruf, yang sejak lama dikenal sebagai penceramah. “Kiai Maruf kalau ceramah terbiasa sampai 30 menit atau satu jam lebih baru selesai.”
Karenanya, Tina mengakui bekerja keras agar bisa membantu Maruf membiasakan diri berbicara dalam waktu singkat, yakni 2 menit seperti peraturan debat KPU.
Selama melatih kecepatan berbicara Maruf, Tina mengakui menaruh respek terhadap Ketua Umum MUI itu, karena sangat koperatif. Sebagai ulama besar, Maruf mau mengikuti format debat dari timnya yang secara usia jauh lebih muda.
Tina bersama tim debat punya strategi dalam mengelola pesan dari visi serta misi Jokowi - Maruf terkait topik debat sesi pertama, yakni penegakan hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan pemberantasan korupsi.
"Prinsipnya yang paling kami perhatikan, bagaimana substansi pesan dapat tersampaikan secara tepat dan tepat, durasinya juga," ujar dia.
Dia mengakui, tim tidak mengubah gaya Jokowi maupun Maruf. Mereka tetap seperti yang terlihat dan dikenal publik selama ini. Mulai dari gaya bicara sampai kostum, keduanya punya ciri khas masing-masing yang tidak diubah.
"Dari gaya bicara masing-masing sudah punya gaya sendiri-sendiri, kami tidak meminta atau mengolah gaya mereka. Jadi kami hanya lebih pada membiasakan supaya beliau-beliau nyaman dengan format debat," ucapnya.
Jokowi – Maruf juga tak punya jadwal tetap untuk latihan debat. Lokasi latihan debat pun dirahasian. Namun Tina membocorkan, mereka latihan tidak pernah lebih dari 90 menit.
"Latihan sudah kami lakukan beberapa kali. Tapi kami tidak bisa menyebutkan kapan dan di mana. Kami tidak menetapkan seperti kita nge-jam seminggu berapa kali. Tapi prinsipnya kami melakukan persiapan yang optimal untuk debat perdana ini.”
Menurut Tina, debat ini merupakan panggung komunikasi politik. Dia mengutip motivator Amerika, Dale Breckenridge Carnegie yang menyebut, dalam komunikasi politik yang penting diperhatikan ada 4 hal.
“Apa yang dikatakan, apa yang dilakukan, apa yang dikenakan, dan bagaimana menyampaikan pesan yang ingin diutarakan,” tuturnya.
Termasuk di antaranya yang menjadi perhatian adalah kostum. Busana, kata Tina, merupakan bagian dari komunikasi politik. Namun, ia masih merahasiakan kostum yang akan dikenakan Jokowi dan Maruf saat debat nanti.
"Pada prinsipnya apa pun nanti yang dikenakan dalam debat pertama sampai kelima, kami sesuaikan dengan kepribadian dan kenyamanan masing-masing paslon. Karena pakaian itu kan bagian dari identitas diri, menurut saya ini juga bagian dari kejutan bagi para pemilih dan publik.”
Selain itu, Tina mengakui Jokowi dan Maruf memiliki peran masing-masing dalam debat nanti. Namun ia enggan menjelaskan lebih detail, lantaran bagian dari strategi.
"Yang pasti, Jokowi dan Kiai Maruf tak bakal menyerang lawan saat debat nanti.”
Tina Talisa adalah satu dari sekian eks jurnalis yang menjadi suhu atau pelatih debat Jokowi – Maruf Amin.
Erick Thohir, Ketua TKN Jokowi - Maruf, menyebut terdapat sejumlah nama praktisi media yang terlibat sebagai pelatih debat.
“Kami ada seperti Riza Primadi dan Rizal Mustary," ujar Erick di Djakarta Theatre.
Dua nama yang disebut Erick itu pernah menjadi pengampu stasiun televisi nasional. Riza pernah menjadi News and Corporate Affairs Director di Trans TV.
Sedangkan Rizal Mustary, pernah menjabat News Producer, Main Anchor and Talent Coordinator di Trans TV.
Selain Tina Talisa yang dulu bekerja di TV One dan belakangan menjadi Caleg DPR RI dari Partai Nasdem, ada pula Usman Kasong—mantan Pemimpin Redaksi Media Indonesia.
Tak hanya mereka, ada juga Arya Sinulingga—Direktur Pemberitaan di MNC Group; dan, Putra Nababan—eks Pemred Metro TV.
Buku untuk Prabowo
Rabu sore, Capres dan Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno diam-diam ternyata telah lebih dulu menggelar gladi resik debat pertama pilpres.
“Sudah dong, kami simulasi debat di rumah Pak Prabowo, Jalan Kertanegara, Jaksel. Saya yang berpura-pura jadi moderatornya,” kata Juru Bicara Prabowo – Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Selain Dahnil, ada pula sejumlah tokoh yang ikut hadir dalam simulasi serta diskusi, yakni mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Direktur Juru Debat BPN Sudirman Said, mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, dan Direktur Hukum dan Advokasi BPN Sufmi Ahmad Dasco.
Simulasi itu berlangsung hanya tiga jam, sejak pukul 14.00 WIB sampai 17.00 WIB. Debat pura-pura itu tak diwarnai ketegangan. Prabowo dan Sandiaga justru santai.
“Simulasi terus diskusi, yang lama itu justru diskusinya. Simulasinya paling satu jam,” terangnya.
Dahnil menuturkan, menjelang debat petama, Prabowo dan Sandiaga banyak dibantu oleh sejumlah ahli hukum serta HAM.
Selasa (15/1), sehari sebelum simulasi, Prabowo bertemu sejumlah ahli hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi di Hambalang, rumahnya yang lain.
Tokoh-tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut ialah Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas, dua eks pemimpin KPK.
Untuk mendalami tema HAM, Prabowo menerima masukan dari mantan Komisioner Komnas HAM yakni Hafidz Abbas dan Natalius PigaiSedangkan untuk materi terorisme, Dahnil juga ikut memberikan masukan.
Mantan Ketua Komnas HAM Hafidz Abbas mengakui memberikan masukan kepada Prabowo – Sandiaga untuk menghadapi debat pilpres. Tapi ia menepis penilaian bahwa masuk ke dalam tim sukses.
Abbas mengakui netral dalam pilpres kali ini. Ia membantah menjadi bagian dari tim pemenangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Dia mengakui terlibat dalam tim yang melatih debat pasangan Prabowo-Sandiaga dalam kapasitasnya sebagai ahli.
Ia banyak menulis buku tentang HAM, hukum, pendidikan dan lainnya. Buku-bukunya dijadikan referensi oleh Prabowo dan Sandiaga sebagai bahan untuk debat capres-cawapres.
"Saya bukan tim paslon nomor 02. Saya diminta masukan, berdiskusi dengan Prabowo – Sandiaga karena buku-buku saya. Saya memberikan buku-buku saya, ada yang tentang HAM, perdamaian, pendidikan dan lainya," kata Hafidz.
"Tidak boleh tergesa-gesa karena tidak bisa setelah itu dianulir kemudian..."
Presiden Prabowo Subianto mengundang para rektor dan pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis (13/3/2025) hari ini.
Program ini menyasar rumah tangga berpenghasilan rendah dengan kisaran Rp3 juta hingga Rp8 juta per bulan.
Presiden Prabowo perintahkan pembentukan Satgas percepatan infrastruktur & penanganan sampah nasional. AHY ditunjuk susun satgas.
Penyidik didorong agar bergerak cepat dalam mengusut kasus dugaan korupsi Bank BJB setelah menggeledah rumah eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Saya tak bisa membayangkan mereka (Kader PSI) bisa bekerja secara maksimal. Kami justru curiga mereka diposisikan untuk mengurusi perdagangan karbon, kata Uli.
"Dari dulu sampai sekarang tidak ada perbaikan signifikan. Zulkifli Hasan jelas gagal," tegas Miftahudin.
TNI perlu menjelaskan kepada publik untuk menjawab berbagai spekulasi kenaikan pangkat ini tidak berkaitan dengan merit system, tetapi politik dan kekuasaan, ujar Ikhsan.
"Satu kata, pecat dan proses pidana. Itu sudah mempermalukan institusi penegak hukum dan negara," kata Bambang.
Itu jadi alarm juga dari sisi demand pull inflation, jelas Bhima.
"Penegak hukum kan harus fair. Artinya penegakan hukum itu harus diperlakukan kepada semua pejabat yang melakukan hal sama (impor gula) dengan Tom Lembong," kata Aan.