Tudingan 'Pahlawan Kesiangan' Tersebab Timnas Israel

Tudingan 'Pahlawan Kesiangan' Tersebab Timnas Israel


Sepucuk surat Gubernur Bali Wayan Koster membuat 'gerah' federasi sepakbola dunia FIFA, sehingga berujung pada pembatalan pengundian alias drawing babak penyisihan grup Piala Dunia U20 yang seharusnya digelar di Bali, Jumat 31 Maret pekan ini.

Melalui surat itu, Koster tegas-tegas menolak kehadiran Tim Nasional Israel di daerahnya. 

Menurutnya, bila Timnas Israel diizinkan datang ke Bali, justru akan mengkhianati amanat konstitusi Indonesia yang berprinsip antipenjajahan.

Sementara intensitas kekerasan militer Israel di bawah rezim Benjamin Netanyahu terhadap rakyat Palestina semakin meninggi dan sering.

Koster juga menyebut alasan menolak kehadiran Timnas Israel karena Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan negeri tersebut.

Senada dengan Koster, kawan separtainya sekaligus Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menolak Timnas Israel bila bermain di Stadion Manahan Solo.

Namun, pengamat menilai penolakan kedua gubernur asal PDIP itu adalah manuver politik partai berlambang kepala banteng moncong putih untuk mendongkrak naik elektabilitas di kalangan pemilih Muslim.

Koster dan Ganjar juga dianggap pengamat bak pahlawan kesiangan. Sebab, tiga tahun silam, enam kepala daerah termasuk Koster sudah meneken kesepakatan membantu penyelenggaraan Piala Dunia U20.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto justru mempertanyakan sikap FIFA yang tidak tegas terhadap Israel.

Ia menyebut FIFA mencoret Timnas Rusia dari kepesertaan Piala Dunia 2022 karena menginvasi Ukraina, tapi diam saat Israel melakukan pelanggaran HAM di Palestina.

Tapi belakangan, tudingan Hasto kepada FIFA itu dianggap salah kaprah oleh pengamat sepakbola.

Selengkapnya, simak pumpunan artikel liputan khas Suara.com yang membahas secara mendalam mengenai polemik penolakan Timnas Israel tersebut.