Slamet Tohari, pria berusia 45 tahun yang tinggal di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara, Jateng menjadi buah bibir lantaran aksi pembunuhan yang dilakukannya terhadap 12 orang.
Mbah Slamet, begitu para korban mengenalnya sebagai sosok dukun pengganda uang yang beroperasi di rumahnya. Aksi sadisnya menghilangkan nyawa orang menjadikannya pembunuh berdarah dingin dalam serial killer pembunuhan.
Tak cuma klenik tradisional yang digunakannya untuk memerdayai korbannya, sebelum praktik itu berlangsung di rumahnya, Mbah Slamet menggunakan media sosial Facebook sebagai media promosi praktik penggandaan uangnya.
Tentunya menjadi pertanyaan, praktik perdukunan penggandaan uang ternyata mampu menutup mata warga yang notabene sudah memiliki tingkat keterpelajaran yang lebih baik.
Lantaran menurut aparat penegak hukum, banyak korbannya yang memiliki strata pendidikan lebih baik.
"Ini menjadi tanda jika pola pikir masyarakat belum mengalami transformasi," ujar Masrukin.
Aksi kejahatan sadis itu terbongkar pada 27 Maret 2023 silam, saat salah satu anggota keluarga korbannya melaporkan Mbah Slamet yang telah melakukan praktik penipuan tersebut.
Slamet seorang dukul abal-abal yang menipu para korbannya dengan modus bisa menggandakan uang dengan meminta mahar hingga puluhan juta rupiah.
Lantas, apa sebenarnya motif di balik lolosnya aturan tersebut?
DPR sebagai lembaga negara yang menjadi 'tempat kerja' wakil rakyat menghasilkan regulasi kerap berada di urutan ketiga ataupun kedua dari posisi buncit.
Setidaknya 80,9 persen responden menyatakan puas dengan Pemerintahan 100 hari Prabowo-Gibran.
Apakah Prabowo Subianto akan melakukan reshuffle kabinet pada 100 hari pertama kepemimpinannya? Siapa saja yang akan diganti?